[FF/Part2] Love’s Loan

Author : Aralee

Casts : Lee Sungmin, Song Saehee

N.O.T.E : hai haiiii kkk author bawa part kedua muhahahah setelah berapa bulan ya tau berapa bulan wkwk jeongmal mianhae author sibuk sama pengurusan skripsi ._.v jadi kalo mau nyentuh FF rasanya males buanget… tapi author janji sama diri sendiri kalo komen FF ini sampe 50 komen / readers sampe 150.000 author mau ngelanjutin ini FF sampe kemudian author ngecek wah blog ini udah nembus 150.000 o_o jadi buat memenuhi janji author ngepost part 2 FF ini… masih berapa part lagi author juga belum tau, tergantung dari ide 😛

selamat membaca jangan lupa kritik saran 

DO NOT PLAGIAT

PREVIEW

Sungmin menarik lengan Saehee pelan, menarik agar tubuh dan kepala Saehee bersandar padanya. Ditahannya kepala Saehee dengan tangannya. Kepala Sungmin juga ikut bersandar pada kepala Saehee *bisa bayangin kaga?*

“Igen mwoya??” desis Saehee yang terbangun atas tingkah Sungmin, berusaha melepaskan diri namun tangan Sungmin dengan kuat menahan kepalanya.

“Tidurlah.” Jawab Sungmin singkat.

Saehee kembali berusaha menjauh dari Sungmin namun gagal, akhirnya ia hanya menyender pasrah, kembali menerawang sembari sesekali muncul dalam pikirannya kenapa Lee Sungmin melakukan hal-hal aneh, seperti sekarang ini misalnya.

Terlalu lelah berpikir, Saehee kembali terlelap. Sungmin tersenyum mengetahui gadis di sebelahnya tertidur.

“Tanpa disuruh pun aku akan melindunginya, ahjussi…”

***

“Kamarmu di sebelah kamarku,” Sungmin menunjuk ruangan di sebelah kamarnya.

Saehee berjalan menuju kamarnya ketika Sungmin menahannya.

“Besok, aku mau kau membangunkanku sebelum jam delapan. Aku agak terlalu sulit untuk tidur di tempat baru jadi kemungkinan aku akan bangun terlambat. Ingat, sebelum jam delapan, ini bawa kunci kamarku.” Sungmin melempar kunci master kamarnya yang langsung ditangkap dengan sigap oleh Saehee secara refleks.

“Tidurlah lagi, selamat malam …. Saehee-ya.” Ujar Sungmin lalu tersenyum dan masuk ke kamarnya.

Saehee masih terpaku di tempatnya, berusaha mencerna perkataan Sungmin dengan otaknya yang lamban ketika hari semakin malam. Ketika menyadarinya ia mengumpat pelan.

“Kenapa aku juga menerima saja kunci kamarnya astaga…”

Saehee menggelengkan kepalanya dan memasuki kamarnya, kembali beristirahat untuk sejenak. Continue reading

[FF/Part 1] Love’s Loan

Author : Ara Lee

Casts : Lee Sungmin

Song Saehee

Genre : Yadong 17, romance

Note

ini murni fiktif karangan author tanpa plagiat dari sumber manapun. jadi tolong jangan ada yang plagiat juga ya ^^

boleh copy asal ijin author dan disertai credit siapa authornya 🙂

sedikit penjelasan soal judul maksudnya bukan cinta yang dipinjamkan (love for loan) tapi cinta karena pinjaman (love cause loan) (?) begitulah -.-v

Happy reading ~

Comment lebih bagus ^^

 

 

 

Saehee menghela napas panjang untuk kesekian kalinya. Kini ia benar-benar sendirian. Sekarang ia tidak mempunyai siapa-siapa lagi.

Matanya memandang ke sekeliling, interior rumahnya tertata apik. Tentu saja, ayahnya bahkan sampai menyuruh desainer terkenal untuk menata ruangan rumahnya. Namun semua itu kini percuma.

Untuk apa rumah sebesar ini dan seindah ini interiornya jika ia hanya tinggal sendiri.

“Hanya orang bodoh yang tinggal di rumah sebesar ini sendirian “ gumam Saehee lalu mendengus menertawai ayahnya.

Sejak ibunya meninggal lima tahun lalu ia memang tidak tinggal bersama ayahnya, ia memilih tinggal sendiri di apartemen kecil di dekat kampusnya.

Orangtuanya tidak bercerai, tidak, ibunya bahkan sangat menyayangi ayahnya. Namun tidak begitu dengan ayahnya, entah kenapa sejak perusahaannya menjadi besar sikap ayahnya terhadap ibunya maupun dirinya berubah.

Beliau tidak lagi menjadi ayah yang menyenangkan, sosok ayah yang bila pada hari liburnya rela meluangkan waktunya hanya untuk menjadi kuda tunggangan bagi anaknya.

Song Saehee tidak lagi mengenal ayahnya sejak sepuluh tahun yang lalu.

“Harus aku apakan rumah ini?” desisnya.

Ia sedang mempertimbangkan untuk menjual rumah peninggalan ayahnya ini ketika bel pintu rumahnya berbunyi.

“pasti dari relasi ayah yang ingin melayat.”

Saehee bangkit dari duduknya, menghapus bekas air mata di wajahnya yang ia sendiri bingung kenapa ia masih menangisi kematian ayah yang sudah lama tidak dianggapnya.

”Ah maaf, tapi jasad ayah sudah …”

“Anda kerabat  Tuan Song Hyunsoo?”

Saehee mengernyitkan dahinya.

Kedua orang pria di depannya memakai jas rapi, ia mengira kedua orang itu datang untuk melayat.

“Ya, aku anaknya. Siapa kalian?” tanyanya.

Tidak ada yang menjawab pertanyaan Saehee namun salah satu dari pria itu mengeluarkan selembar amplop dari saku jasnya.

“Ada titipan untuk anda.” Ujarnya singkat lalu menyerahkan amplop tersebut.

Saehee menerima dengan banyak pertanyaan di benaknya.

“kalau begitu kami permisi.”

Saehee hanya mengangguk sopan lalu kembali mengamati amplop di tangannya.

“Jangan-jangan ini surat warisan.” Gumamnya.

Duduk nyaman di sofa besar , Saehee kemudian membuka amplop tersebut.

Yang terhormat kerabat Tuan Song

Dengan tidak mengurangi rasa hormat, kami ucapkan turut berduka cita atas meninggalnya Tuan Song Hyunsoo. Namun hal ini tidak dapat mengubah tenggat waktu yang telah diatur dalam perjanjian antar perusahaan.

Sesuai perjanjian, besok hari terakhir untuk membayar hutang sebesar 1 milyar won. kami tunggu kedatangan anda untuk membayar hutang esok hari .

Salam hormat,

Direktur Lee

Saehee mendecakkan lidahnya berulang kali.

“satu milyar won? dasar gila ia kira semudah itu apa uang sebesar itu didapatkan?”

Ia sendiri heran untuk apa ayahnya berhutang dengan jumlah yang sangat besar. Sepengetahuannya ayahnya hidup senang dengan uang yang dihasilkan sendiri dari perusahaannya.

Ia tidak pernah mengetahui jika ayahnya berhutang, tentu saja bagaimana mungkin ia bisa tahu jika mengobrol dengan ayahnya saja sangat jarang dilakukannya jika tidak terpaksa.

Kesal, Saehee merobek kertas itu.

“Bukannya dapat warisan, ah tidak aku mendapat warisan, warisan hutang. Seperti aku peduli saja, yang berhutang ayahku, bukan aku, dan beliau sudah tidak ada. Bukan urusanku kalau ternyata beliau belum melunasi hutangnya.” Desisnya.

Ia mengemasi pakaiannya, dengan segera meninggalkan rumah besar yang kini tidak ada penghuninya itu.

*** Continue reading

[FF] That Place, I give it up ! (Sequel The Promise)


Author : ninanino a.k.a. ninasomnia

Genre : romantic, sad ending

Cast :

  • Park Soonhee
  • Lee Sungmin a.k.a. Sungmin Super Junior
  • other Super Junior’s members

Backsong : 8eight – Farewell is Coming (I use the translation here to make my story feel ‘alive’) =))

***

READ-COMMENT-NO COPY-ING 🙂


I love you

Don’t leave me

Without you, I am nothing

Please don’t do this to me

How can you just leave me like this

***

Ia bekerja keras malam ini. Raut wajahnya berbeda dari biasanya. Sedikit lebih serius. Senyuman itu, sesuatu yang hampir membuatku lupa akan kenyataan yang terjadi pada diriku, tetap ia sunggingkan tulus sekali. Benar-benar sempurna. Atau aku bisa menyebutnya alasanku hidup.

Ia sudah berdiri dari tempatnya. Ikut bertepuk tangan riuh dengan beberapa orang lainnya. Sengaja aku mengikutinya. Berdiri tepat disampingnya.

Flashback

“Soonhee-ya. Kenapa kau selalu mengikutiku?”

Waeyo oppa? Kau tidak suka?” Aku mengerucutkan bibirku. Membuat kedua pipiku semakin menggembung. Aku yakin wajahku terlihat sangat aneh saat ini.

Anni.” Ia menggelengkan kepalanya pelan. Merentangkan kedua tangannya lebar-lebar hingga mampu mendorong tubuhku tersorong ke samping. “Ya! Kenapa oppa mendorongku? Oppa sengaja?”

Ia tertawa ringan. Lalu membalikkan tubuhnya tepat di hadapanku. “Inilah maksudku Park Soonhee. Kenapa kau selalu berdiri di sampingku? Bukan di depan atau di belakangku.”

Aku menarik napas ringan. Pertanyaan bodoh.

“Karena aku ingin melihat diri oppa yang seutuhnya.”

Nde?” Ia mengernyitkan kepala bingung. Memaksaku mau tak mau menjelaskan pernyataan tadi.

“Saat aku berdiri di sampingmu, itulah saat-saat paling bahagia dalam hidupku. Aku bisa melihat oppa tersenyum, tertawa, menangis, eh meski aku tak tahu apa aku pernah melihat oppa menangis. Dengan berdiri di sampingmu, itu membuatku percaya bahwa oppa nyata.”

“Hahaha. Kau itu ada-ada saja Park Soonhee.”

Oppa~ aku serius. Saat aku berdiri di sampingmu, aku merasa menemukan kembali oksigenku. Seluruh rasa sedih atau apapun seakan hilang saat posisi disampingmu itu aku yang mengisi.”

Dia meraih tubuhku. Menariknya ke dalam dadanya. “Oppa, apapun yang terjadi aku akan mempertahankan diriku tepat di samping oppa. Maaf, kalau itu mengganggu. Tapi sampai kapanpun aku tidak akan melepaskan posisi itu begitu saja. Tidak akan pernah.”

Flashback end.

Semua orang mendekatinya. Menghiraukan keberadaanku di sampingnya. Meski aku sendiri tak yakin, apa mereka tahu keberadaanku itu.

Zhùhè. Super Junior M is the BEST.” Teriakan itu terdengar semakin riuh. Membuatku (mau tak mau) ikut menepukkan tangan hampa. Memaksa ikut larut ke dalam kebahagiaan ini walau tak sepenuhnya tahu apa yang dimaksud dengan bahagia itu.

“Sungmin hyung, setelah acara ini kita makan di luar bersama member ya? Merayakan kesuksesan kita.” Kulihat ia sekilas. Matanya mengatakan ia tidak bisa. Tapi senyuman itu menolaknya melakukan hal itu. Menyakiti hati saudaranya, yang saat ini tengah berbahagia.

Mian Siwon-nie. Aku sebenarnya ingin, tapi sepertinya aku akan langsung ke hotel. Aku… merasa tidak enak badan.”

Hyung, kau sakit?” Aku mengerjabkan mata tak percaya. Pertanyaan Cho Kyuhyun tadi membuatku khawatir. Dia sakit. Dan bahkan aku tidak menyadarinya.

Anni. Hanya ingin beristirahat.” Sanggahannya tak lantas membuatku tenang. Kulangkahkan kakiku semakin mendekat mereka. Memutuskan mengambil resiko kehilangan dia dalam jarak pandang terbaikku dan menerobos sekumpulan laki-laki yang disebutnya saudaranya itu.

Gwenchana. Aku baik-baik saja.” Ia menepuk bahu beberapa member. Aku tidak yakin siapa, karna aku tak bisa melihat hal itu dengan jelas. Ya, lebih baik aku langsung mengikutinya ke hotel daripada mencari tahu siapa saja yang terkena tepukan lembut tangan Sungmin oppa tadi. Continue reading

[FICLET] The Promise

The story is adapted from Satori Tae’s manga

Oppa… teruslah hidup.. Tetaplah tersenyum, aku suka senyuman oppa..

#Oktober 2004

Bagaimanapun aku akan mati. pikir Sungmin sambil tersenyum mengejek.
Ia sedang melihat langit. Berharap sesuatu di balik langit itu tahu apa yang sedang dilakukannya sekarang, menyindirnya.
Sungmin bermaksud akan kembali ke kamar rawatnya ketika tiba-tiba sehelai kertas terbang menutupi wajahnya.
“Aigoo… Mian hamnida.. Mian hamnida…”
Yeoja moksori.
Sungmin melihat kertas itu, kertas hasil uji coba test masuk high school.
“Kau ujian masuk di high school mana?” tanya Sungmin setelah lama mengamati kertas itu.
Gadis itu sedikit terkejut ditanya oleh Sungmin.
“Chungdam High School”
Sungmin tersenyum sedikit miris
“Yak!! Kenapa tersenyum seperti itu?!” tanya gadis itu merasa diremehkan.
“Aniyo.. Itu dulu sekolahku.” jawab Sungmin kalem.
“Jeongmal? Menurut oppa, apa aku bisa lulus?”
Sungmin menatap gadis itu.
“Kenapa menanyakan itu?”
“Eh?”
“Kau tidak yakin pada kemampuanmu sendiri? Kalu memang iya, lain kali main ke tempatku saja.” ujar Sungmin lalu menyerahkan kertas itu dan berjalan pergi.
Gadis itu masih terpaku mendengar ucapan Sungmin.
“M..Mwo?!! Yak!! Memangnya kau siapa?”
“Sungmin..” jawab Sungmin sambil berbalik.
“Aku Lee Sungmin. AKu di kamar 101 bagian perawatan ortopedis oke?”
Sungmin tersenyum, lalu berjalan meninggalkan gadis itu. Continue reading